TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Berpisah {6}



Berpisah {6}

0"Baiklah, kalian berdua berbicanglah. Ibu mau memasak dulu untuk kalian, oke," putus Liu Ding Han. Liu Anqier pun mengangguk, membuat Liu Ding Han pergi ke dapur. Untuk kemudian, Liu Anqier dan Yang Si Qi saling pandang dengan mimik wajah serius mereka.     
0

"Apakah Ibu sudah tahu tentang ini?" tanya Liu Anqier pada akhirnya. Ynag Si Qi pun menggeleng.     

"Tentu saja tidak. Bisa kau bayangkan jika Bibi sampai tahu kalau kamu berada di alam iblis. Bisa-bisa seluruh dunia persilatan akan gempar, dan Bibi akan mengajakku ikut serta masuk di alam iblis untuk membawamu segera pulang ke rumah agar kau tidak bertingkah lagi,"     

Keduanya kini berjalan menuju hutan pinus, sebab mereka berdua tidak mau kalau sampai Liu Ding Han mengetahui tentang masalah ini. ini adalah masalah yang cukup membuat ibunya Liu Anqier pasti akan sangat murka sekarang.     

"Lantas bagaimana Ibu tampak setenang itu? dia juga tidak bertanya kepadaku tentang bagaimana kabar dari Guru Gong sama sekali. aku benar-benar sangat penasaran, kenapa Ibu sangat santai seperti itu? biasanya dia akan banyak bicara dan bertanya tentang Guru Gong bahkan sampai ke akar-akarnya,"     

"Itu karena…," kata Yang Si Qi pada akhirnya. Dia kemudian memandang Liu Anqier dengan mimik wajah bingungnya. "Anqier, kenapa kau bisa kembali ke sini lagi? Maksudku, kau memiliki misi untuk membalaskan dendammu dengan Raja Iblis bukan? Jadi bagaimana misimu itu? apakah semuanya baik-baik saja? Apakah semuanya berjalan dengan aman sekarang? Aku benar-benar penasraan bagaimana kau bisa berada di sini dan aku tidak mendengar kabar kalau Raja Iblis telah meninggal," kata Yang Si Qi kemudian.     

Liu Anqier tampak menelan ludahnya dengan susah, kemudian dia memandang Yang Si Qi dengan mimik wajah bingungnya yang luar biasa.     

"Jika aku menceritakan ini kepadamu, kau pasti akan sangat terkejut luar biasa, Si Qi." "Apa? Maka ceritakan semuanya kepadaku Anqier?" tanya Yang Si Qi penasaran.     

"Kau tahu, semuanya terjadi dengan cara yang benar-benar aneh luar biasa. Chen Tao, kau masih ingat dia dengan jelas kan?"     

"Tentu saja, dia juga beberapa waktu yang lalu datang kesini untuk berkunjung. Membawa buah-buahan persik untukku dan Bibi, kami senang karena setiap dia datang, dia selalu membawa banyak barang-barang yang kami butuhkan. Pakaian dan semuanya. Kami sangat merindukannya, karena sudah beberapa waktu lama ini dia juga belum datang kesini. Padahal Bibi sudah menyiapkan manisan kesukaannya sedari beberapa waktu ini,"     

"Jika kau tahu siapa dia yang sebenarnya, aku yakin kau akan kaget. Dan satu lagi, aku juga sangat penasaran denganmu, Si Qi. Bukankah kau tahu jelas wajah dari Emo Shao Ye, bagaimana bisa kau tidak mengenalinya saat dia bertemu denganmu berkali-kali?"     

"Maksudmu? Aku tak mengerti. Memangnya kapan aku bertemu dengan Emo Shao Ye? Aku bertemu dengannya adalah waktu…," ucapan Yang Si Qi terhenti, dia tampak mengerutkan keningnya. Entah kenapa wajah dari Emo Shao Ye benar-benar hilang dari ingatannya dan kabur begitu saja. Apakah itu aneh? Apakah itu masuk akal? Sebuah hal yang benar-benar di luar nalar sama sekali. "Kenapa ya, aku tiba-tiba lupa dengan wajah Emo Shao Ye,"     

"Chen Tao adalah Chen Liao Xuan. Raja Iblis bermarga Chen. Namanya adalah Raja Chen, yang selalu disebut oleh kita sebagai Emo Shao Ye, dengan nama asli adalah Chen Liao Xuan."     

"A… apa? Jadi… Chen Tao, Chen Liao Xuan adalah orang yang sama? Dan berarti jika Chen Tao adalah Raja Iblis alias Emo Shao Ye?" kaget Lee Yang Si Qi kaget bukan main mendengar penjelasan itu semuanya.     

"Ya, aku pun sama awalnya. Sama seperti apa yang kau rasakan ini, kaget setengah mati dan menolak mentah-mentah kenyataan yang ada. Namun apa yang bisa aku perbuat? Aku tak bisa berbuat apa pun bukan? Aku hanya bisa memikirkan semuanya terjadi dengan sangat cepat dan di luar nalar pikiranku sama sekali."     

"Tapi, tapi dia sangat manis, dia sangat baik, dia sangat sopan, dia sangat santun. Dia bahkan jauh dari sosok Emo Shao Ye. Wajahnya yang terkesan cantik dan lembut benar-benar tak pantas menjadi seorang Emo Shao Ye, dan bagian mananya yang membuat dia menjadi Emo Shao Ye. Aku benar-benar tidak percaya ini."     

"Awalnya aku juga tidak tahu, jika Emo Shao Ye adalah Chen Tao. Aku menjadi Dayang dapur yang dibawa oleh Panglima kerajaannya. Beruntungnya aku bertemu dengan Panglima Jiang itu, salah satu orang kepercayaan dari Emo Shao Ye yang kebetulan memiliki watak seperti Panglima di alam manusia seperti pada umumnya. Kau tahu, Si Qi. Ternyata di sana, tak semua iblis itu buruk, mereka sam seperti manusia pada umumnya, ada yang baik dan ada yang jahat. Karena aku sering terancam, dan aku yakin jika Emo Shao Ye telah mengetahui keberadaanku dan dia merasa mengenalku, akhirnya aku diangkat sebagai Dayang penyicip makanannya, dan hal itu berhasil membuat cemburu salah satu selirnya, hingga kemudian aku dijadikan Dayang kamar oleh Emo Shao Ye."     

"Hah, apa? K… kau? Kau adalah Dayang kamar Emo Shao Ye? Itu artinya jika… jika kalian?"     

"Ya, aku pikir saat itu, tidak ada kesempatan lebih bagus untuk balas dendam selain kesempatan itu. jika aku dekat dengan Emo Shao Ye maka semakin besar pula kesempatanku untuk membunuhnya. Namun kenyataannya…," ucapan Liu Anqier terhenti, "aku malah diperdaya olehnya, aku tidak tahu jika diriku telah ingkar pada janjiku sendiri."     

"Kau tak bisa melakukannya? Kau tak bisa membunuhnya karena kau mencintainya? Apakah aku benar?" tanya Yang Si Qi.     

Liu Anqier pun diam, rahangnya mengeras kemudian dia menundukkan wajahnya dalam-dalam. Dia benar-ebnar merasa sangat menyesal dengan ayahnya.     

"Selama kau jadi Dayang kamar Emo Shao Ye, kalian melakukan hubungan suami istri?" tanya Yang Si Qi lagi. Liu Anqier pun menganggukkan kepalanya.     

"Bahkan aku telah dua kali kehilangan janinku, Si Qi."     

"Apa? Kau mengandung anak dari Emo Shao Ye?!" pekik Yang Si Qi yang merasa jika cerita dari Liu Anqier semakin gila.     

"Dia mencintaiku, dia terlaku gila dalam mencintaiku, Si Qi. Aku benar-benar tidak tahu bagaimana aku bisa melihatnya menjadi sosok Emo Shao Ye yang telah membunuh ayahku. Dia selalu mengatakan kenangan yang aku tidak ingat sama sekali. dia selalu memakai pakaian putih, berdiri di bawah pohon persik, melihat rembulan dan membiarikan angina membawa rambutnya sampai kelopak-kelopak bunga perik itu tampak menghiasi rambutnya dengan nyata. tatapannya sendu, tatapannya sangat pedih dan pilu, itulah yang sering kulihat kepadanya dulu. Aku benar-benar tidak tahu, apakah dia benar-benar Emo Shao Ye atau bukan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.